LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
LAPORAN LENGKAP
ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA
(PENGHAMBATAN TRANSPOR AKTIF GLUKOSA)
OLEH:
DEWI RATNASARI H
FAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS
INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2011
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transpor
aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan.Arah
perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi.Transpor aktif
membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam
transpor aktif ialah channel protein dan carrier protein, serta
ionophore.Transport aktif terbagi atas transport aktif primer dan sekunder.
Transport aktif sekunder juga terdiri atas co-transport dan counter transport
(exchange). Transport aktif primer memakai energi langsung dari ATP.
(http://nadjeeb.wordpress.com/sistem-transport-pada-sel/)
Pada transpor sekunder co-transpor , glukosa atau asam
amino akan ditransport masuk dalam sel mengikuti masuknya Natrium. Natrium yang
masuk akibat perbedaan konsentrasi mengikutkan glukosa atau asam amino ke dalam
sel, meskipun asam amino atau glukosa di dalam sel konsentrasinya lebih tinggi
dari luar sel, tetapi asam amino atau glukosa ini memakai energi dari Na
(akibat perbedaan konsentrasi Na). Sehingga glukosa atau asam amino ditransport
secara transport aktif sekunder co-transpor.
(http://nadjeeb.wordpress.com/sistem-transport-pada-sel/)
Pada proses counter transport/exchange, masuknya ion Na
ke dalam sel akan menyebabkan bahan lain ditransport keluar. Misalnya pada
Na-Ca exchange dan Na-H exchange. Pada Na-Ca exchange, 3 ion Na akan
ditransport kedalam sel untuk setiap 1 ion Ca yang ditransport keluar sel, hal
ini untuk menjaga kadar Ca intrasel, khususnya pada otot jantung sehingga
berperan pada kontraktiitas jantung. Na-H exchange terutama berperan mengatur
konsentrasi ion Na dan Hidrogen dalam tubulus proksimal ginjal, sehingga turut
mengatur pH dalam sel.
(http://nadjeeb.wordpress.com/sistem-transport-pada-sel/)
Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven pumps, dan light driven pumps. Dalam
transpor menggunakan coupled carriers dikenal dua istilah, yaitu simporter dan antiporter. Simporter
ialah suatu protein yang mentransportasikan kedua substrat searah, sedangkan
antiporter mentransfer kedua substrat dengan arah berlawanan.ATP driven pump
merupakan suatu siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump umumnya
ditemukan pada sel bakteri. Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan
contohnya terjadi pada Bakteriorhodopsin.
(http://nadjeeb.wordpress.com/sistem-transport-pada-sel/)
B. Maksud, Tujuan dan Prinsip Percobaan
a.
Maksud Percobaan
Pengujian suatu sampel yang
diduga menghambat glukosa pada usus halus ileum marmot (Cavia porcellus)
b.
Tujuan
Percobaan
Pengujian
efek infus daun paliasa terhadap penghambat transpor aktif glukosa pada usus
coba marmut (Cavia porcellus) secara in vitro.
c.
Prinsip Percobaan
Pengujian
suatu sampel daun paliasa (Kleinhovia
hospital L.) yang dapat menghambat transpor dalam pemindahan larutan Ringer
Laktat. Diujikan pada kadar glukosa pada marmut pada menit ke 10,20,dan 30 yang
terabsorbsi atau terserap dari membran usus halus yang diukur dengan
spektrofotometer.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Teori
Umum
Transport aktif adalah pengangkutan lintas membran dengan
menggunakan energy ATP, melibatkan pertukaran ion Na+ dan K+
(pompa ion) serta protein konstranspor yang akan membentuk ion Na+
bersama molekul lain seperti asam amino dan gula.
Ø Arahnya
dari daerah berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Ø Energi
diperlukan karena ada zat yang harus dipindahkan melawan kecenderungan alami
berdifusi ke arah yang berlawanan.
Ø Berbeda
dengan difusi yang dapat berjalan kedua arah, transporaktif merupakan gerakan
satu arah dan dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam dan di luar sel.
(http://biologigonz.blogspot.com/2010/02/transport-aktif.html)
Transpor aktif glukosa dan peran insulin glukosa masuk ke
dalam sel dapat melalui dua cara, difusi secara pasif dan transpor aktif.
Secara difusi pasif, masuknya glukosa tergantung pada perbedaan konsentrasi
glukosa antara media ekstraseluler dan di dalam sel. Secara transpor aktif,
insulin berperan sebagai pasilisator pada jaringan-jaringan tertentu.Insulin
merupakan hormon anabolik utama yang meningkatkan cadangan energi.
(http://dunia-kesehatan.com/)
Pada semua sel, insulin meningkatkan kerja enzim yang
merubah glukosa menjadi bentuk cadangan energi yang lebih stabil (glikogen).
Kekurangan insulin pada jaringan yang membutuhkannya (jaringan adipose, otot
rangka, otot jantung, otot polos) dapat mengakibatkan sel kekurangan glukosa
sehingga sel memperoleh energi dan asam lemak bebas dan menghasilkan
metabolitketon (ketosis)
(http://dunia-kesehatan.com/)
Transpor glukosa pada epitel usus menggunakan coupled
transport. Coupled transpor yaitu transpor yang terjadi dengan mendapat energi
dari molekul lain, dengan molekul yang pindah ada 2 dan searah. Sehingga untuk
transpor glukosa dibutuhkan Na+ agar masuk dari lumen ke epitel
usus. Saat ATP dipecah oleh ATPase menjadi ADP + PI, akan mengcouple energi
untuk masuk Na+ dan glukosa dan lumen membran basalis, sehingga
sistem transpor glukosa juga dapat disebut transpor aktif sekunder.
(http://id.shvoong.com/exact-sciencec/biology/209649-mekanisme-transport-oksigen-dan-karbondioksida)
Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu
lintas molekul dan ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel
antara lain, ialah molekul hidrofobik (CO2, O2) dan
molekul polar dengn ukuran besar (glukosa), ion dan substansi hidrofilik
membutuhkan mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam sel, sementara molekul
dengan ukuran sangat kecil (air, etanol)
(http://nadjeeb.wordpress.com/sistem-transport-pada-sel/)
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran
menyebabkan terciptanya lalu lintas membran. Lalu lintas membran digolongkan
menjadi dua cara, yaitu dengan transport pasif untuk molekul-molekul yang mampu
melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul yang
membutuhkan mekanisme khusus.
(http://nadjeeb.wordpress.com/sistem-transport-pada-sel/)
1. Transpor
Pasif
Transpor pasif merupakan suatu
perpindahan molekul menuruni gradient konsentrasinya. Transport pasif ini
bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi merupakan contoh
dari transport pasif.Difusi ini terjadi akibat gerak termal yang meningkatkan
entropi atau ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak.
Difusi akan berlanjut selama respirasi selular yang mengkomsumsi O2
masuk. Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah
perpindahannya ditentukan oleh benda konsentrasi zat terlarut total. Difusi
terfasilitasi juga msih dianggap ke dalam transport pasif karena zat terlarut
berpindah menurut gradient
knsentrasinya.
a. Difusi
Difusi adalah peristiwa
mengalaminya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian konsentrasi
tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah.Contoh yang sederhana adalah
pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh
lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.
b. Osmosis
Osmosis adalah perpindahan air melalui
membran permeable selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih
pekat.
c. Transpor
Lintas Membran
Proses transport melalui membran terjadi
melalui dua mekanisme, yaitu transport aktif dan pasif. Transpor pasif terjadi
tanpa memerlukan energi. Sedangkan transport aktif memerlukan energi.
d. Difusi
Terfasilitasi
Transpor dengan cara difusi fasilitasi mempunyai perbedaan dengan difusi
sederhana yaitu difusi fasilitas terjadi melalui carrier spesifik dan difusi
ini mempunyai kecepatan transport maksimum. Suatu bahan yang akan ditranspor
lewat cara ini akan terikat lebih dahulu dengan carrier protein yang spesifik
dan ikatan ini membuka channel tertentu untuk membawa ikatan ini ke dalam sel.
e. Transpor
Ion Channel
Transpor lewat ion channel khusus bagi
ion-ion yang sulit ditranspor secara difusi akibat muatan listriknya.Ion
channel ini mempunyai sifat yang sangat selektif dan terbukanya channel
tersebut akibat potensial listrik sepanjang membrane sel dan melalui ikatan
channel dengan hormone atau neurotransmitter.
2. Transpor
Aktif
Transpor aktif merupakan
kebalikan dari transport pasif dan bersifat tidak spontan. Arah perpindahan
dari transport ini melalui gradient konsentrasi. Transport aktif membutuhkan
beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam transport aktif ialah channel
protein dan cairan protein, serta ionephor.
Transpor aktif primer memakai energi langsung dari ATP misalnya pada
Na-K pump dan Ca pump. Pada Na-K pump, 3 Na akan di pump keluar sel sedangkan 2
K akan di pompa ke dalam sel. Pada Ca pump, Ca akan dipompa keluar sel agar
konsentrasi Ca dalam sel rendah.
a. Transpor
Sekunder Co- Transpor
Pada transport sekunder Co-transpor, glukosa atau asam amino akan
ditranspor masuk ke dalam sel mengikut masuknya Natrium. Natrium yang masuk
akibat perbedaan konsentrasi mengikutkan glukosa atau asam amino ke dalam sel
meskipun asam amino atau glukosa di dalam sel kosentrasinya lebih tinggi dari
luar sel, tetapi glukosa ini memakai energy dari Na (akibat perbedaan
konsentrasi Na) sehingga glukosa ditranspor secara sekunder Co-transpor.
b. Transpor
Sekunder Counter- Transpor
Pada proses counter transport, masuknya ion Na akan menyebabkan bahan
lain ditranspor keluar. Na-H extrogen berperan mengatur konsentrasi ion Na dan
hydrogen dalam tubulus proksimal ginjal, sehingga turut mengatur pH dalam sel.
B.
Uraian Bahan
1.
Eter ( FI edisi III Hal. 66 )
Nama Resmi : AETHER ANAESTHETICUS
Nama Lain : Eter Anestesi
RIM : C4H10
BM : 74,12
Pemerian : Cairan transparan, tidak
berwarna, bau khas, rasa manis dan
membakar, sangat mudah menguap ; sangat mudah terbakar, campuran uapnya dengan
oksigen, udara atau dinitrogenoksida pada kadar tertentu dapat meledak.
Kelarutan : Larut dalam 10 bagian air,
dapat dicampur dengan etanol (95%) P dengan kloroform P dengan minyak lemak dan
minyak atsiri.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
K/P : Anestesi umum
2.
Glukosa ( FI edisi III Hal. 1.268 )
Nama Resmi : GLUCOSUM
Nama Lain : Glukosa
RIM : C6H12O6
. H2O
BM : 198,17
Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk
irablur atau butiran putih, rasa manis, tidak berbau.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat
mudah larut dalam air mendidih, agak sukar larut dalam etanol (95%)P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
K/P : Kolonigenikum
3.
Injeksi Ringer Laktat FI edisi III Hal.206)
Nama
Resmi :NATRII LACTIS, INJECTIO
COMPOSITOR
Nama Lain :
Injeksi Ringer Laktat, Injeksi Natrium Majemuk
RM :
C3H5NCO3
Pemerian : Larutan jernih, tidak berbau, mempunyai
rasa yang khas
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat
K/P :
Zat tambahan
4.
Komposisi Ringer Laktat
Komposisi : Setiap 100 ml larutan mengandung :
-
Natrium Laktat 3 - 1 gram
-
Natrium Klorida 6,0 gram
-
Kalium klorida 0,2 gram
-
Kalsium klorida 0,2 ml
5.
Larutan Ringer Laktat
Nama
Resmi : NATRII CITRORIDI INFUNDIBILIUM CAPOSITANA
Nama Lain :
Larutan Ringer
Pemerian :
Larutan jernih, tidak berwarna, rasa agak asin
Kelarutan :
Larut dalam air
Penyimpanan :
Dalam wadah dosis tunggal
K/P :
Infus intravenous
1.
Klasifikasi Marmut ( Caviaporcellus )
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Mammalia
Ordo : Rodentia
Sub Ordo : Hystricomorpha
Family : Caviidae
Sub Family : Cavvinae
Genus : Cavia
Spesies : Cavia porcellus
2.
Karakteristik Marmut ( Cavia porcellus )
Masa tumbuh : 15 bulan
Masa laktasi : 21 hari
Masa puber : 60 – 70 hari
Masa hidup : 6 – 7 hari
Beranak : 18 bulan – 4 tahun
Masa kelahiran : 3 -4 ekor
Frek.kelahiran : per tahun 4 ekor
Laju respirasi : 100 – 150 / menit
Suhu tubuh : 37,8º C- 39,5º C
3.
Morfologi Marmut ( Cavia porcellus )
Marmut merupakan hewan golongan menyusui dan mempunyai
kelenjar susu, bersifat unipar (melahirkan anak), bernafas dengan paru-paru,
mempunyai gigi segi sepasang yang khas berbentuk pekat besar dan kuat serta
dapat tumbuh besar.
D.
Uraian
Tumbuhan
1.
Klasifikasi Daun Paliasa (Kleinhovia hospita L)
Regnum : Plantarum
Divisio : Spermatophyta
Subdevisio : Dyanyoethales
Class : Dycotyledonae
Ordo : Stercolliales
Family : Stercolliceae
Genus : Klein
Spesies : Kleinhovia hospita L
2.
Morfologi Daun Paliasa
Pohon
tinggi, tumbuh tegak mencapai kurang lebih 4-12 meter, banyak cabang, batang
bulat, berkayu dan bertangkai, dan agak bulat, terdapat rambut halus di
permukaan daun, ujung meruncing, pangkal berbentuk mirip jantung, pertulangan
daun menyirip.
3.
Kegunaan
Obat
penyakit lever, mengobati radang hati, dan sebagai obat diabetes.
4.
Kandungan
Kandungan
kimia yang terdapat pada tanaman ini adalah mengandung ekstrak etanol dengan
dosis 250, 500, 750, dan 1000 mg/kgbb.
E. Uraian Mekanisme Absorbsi (Resep-resep
yang rasional)
-
Transport Aktif
-
Transport Pasif
-
Pinositosis
BAB
III
METODE
KERJA
A.
Alat
dan Bahan
a. Alat
yang digunakan
1.
Airator
2.
Benang wol
3.
Bunsen
4.
Gelas kimia
5.
Gunting
6.
Pinset
7.
Pisau bedah
8.
Spektofotometer
9.
Spoit 1 ml
10. Statif
11. Termometer
12. Vial
b.
Bahan
yang digunakan
1.
Eter
2.
Infus daun
Paliasa ( Kleinhovia hospita L)
3.
Glukosa
4.
Kapas
5.
Marmut ( Cavia
porcellus )
6.
Ringer Laktat (RL)
B.
Cara
Kerja
a. Pembuatan
infus daun Paliasa
1. Disiapkan
alat dan bahan
2. Daun
Paliasa ( Kleinhoviahospita L)
ditimbang sebanyak 15 g, dimasukan ke dalam gelas kimia dan ditambahkan dengan
aquadest, sebanyak berat sampel.
Dibiarkan selama kurang lebih 15 menit, sehingga semua permukaan simplisia
basah lali dicukupkan volumenya sampai 10 ml dengan aquadest.
b. Penghambat
transpor aktif glukosa ( Perlakuan I )
1. Disiapkan
alat dan bahan
2. Dibius
marmut ( Caviaporcellus ) dengan
eter, diletakan pada papan bedah lalu keempat kakinya ditusuk dengan jarun
pentul.
3. Lalu
bedah pada bagian abdomennya hingga usus halusnya.
4. Dikeluarkan
ususnya dan diambil kurang lebih 5 cm, lalu dicuci dengan larutan NaCl.
5. Diikat
salah satu ujungnya dengan benang kemudian diisi dengan menggunakan larutan
glukosa sebanyak 1 ml sebagai pembanding pada menit ke-5,10, dan 20.
6. Diukur
dengan spektofotometer.
c. Perlakuan
II
1. Disiapkan
alat dan bahan
2. Usus
yang lain diisi dengan larutan glukosa sebanyak 1 ml yang telah dicampur dengan
infus daun paliasa ( Kleinhoviahospita L )
sebanyak 1 ml.
3. Dipanaskan
Ringer Laktat (RL) pada suhu tertentu, yaitu 37oC
4. Kemudian
masing-masing usus (ileum) dimasukan ke dalam gelas kimia yang berisi Ranger
Laktat (RL) pada suhu 37oC
5. Diambil
larutan uji yang ada, lalu diujikan pada waktu 10 menit, 20 menit, 30 menit,
kemudian larutan tersebut dimasukkan ke dalam vial yang telah disiapkan.
6. Vial
yang berisi Ranget Laktat (RL) tersebut diukur daya serap absorbennya pada
spektofotometer dan hasil daya serap absorbennya yang akan diukur ditunggu
dalam selang beberapa hari.
7. Diukur
kadar glukosa yang telah dipakai dalam spektofotometer
8. Dihitung
kadar glukosanya dengan menggunakan table anava
9. Dihitung
faktor hitungnya dan faktor labelnya lalu dibandingkan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Tabel
Hasil Pengamatan
Waktu
(menit)
|
Perlakuan
|
Jumlah
|
|
Glukosa
5 %
|
Glukosa
+ Infus Daun Paliasa 10 % b/v
|
||
10
20
30
|
0,10
0,05
0,16
|
0,12
0,08
0,25
|
0,22
0,13
0,41
|
Total
(∑)
|
0,31
|
0,45
|
0,76
|
C.
Pembahasan
Adapun
yang dilakukan pada percobaan ini yaitu untuk mengetahui apakah infus daun
paliasa (Kleinhovia hospita L)dapat
menghambat transport aktif glukosa dengan menggunakan Marmut (Cavia porcellus) yang dibius dengan eter
lalu dibedah bagian perutnya kemudian diangkat usus halusnya (ileum) dan
dipotong kurang lebih 5 – 10 cm kemudian dicuci dengan RL agar mencegah
tumbuhnya bakteri dan mencegah agar usus halus tidak mengembang dan mengerut.
Setelah dicuci, ujung yang satu diikat dengan benang wol kemudian diisi dengan
glukosa ± 1 ml kemudian diikat ujung yang lain. Lalu dimasukka ke dalam gelas kimia
yang berisi RL dengan suhu 37ºC. Diambil larutan tersebut sebanyak 3 cc pada
interval waktu 10’, 20’, dan 30’ dan dimasukkan ke dalam vial, lalu diukur
kadar glukosanya.
Pada perlakuan yang
kedua, ileum diisi dengan glukosa dan infus daun paliasa (Kleinhovia hospital L) untuk mengetahui apakah sampel tersebut
dapat menghambat transport aktif glukosa atau tidak.Kemudian dimasukkan ke
dalam gelas kimia yang sudah berisi larutan RL dan diukur suhunya sampai 37º C
pada menit ke 10, 20, dan 30. Diambil 3 cc dan dimasukkan ke dalam vial.
Botol vial yang sudah
terisi RL, dilakukan pengamatan dengan menggunakan spektrofotometer lalu diabil
datanya pada saat perhitungan Fh.
Pada hasil percobaan
didapat hasil faktor hitung dari glukosa adalah 0,5357 sedangkan hasil dari
faktor tabuntuk 0,05 adalah 7,71 dan untuk 0,01 yaitu 21,20. Hal ini berarti
faktor tabel lebih besar daripada faktor hitung sehingga dapat disimpulkan
bahwa pemberian infus daun paliasa (Kleinhovia
hospita L) tidak dapat mempengaruhi transport aktif glukosa.
Faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan
adalah :
1.
Pembuatan infus daun paliasa yang kurang baik
2.
Alat dan bahan yang digunakan kurang steril
3.
Kurangnya keterampilan praktikan dalam
melakukan prktek
Pada percobaan, pengujian di menit ke-10 dengan perlakuan
penambahan RL dan glukosa didapat hasil 0,10, pada menit ke-20 didapat hasil
0,05 dan pada menit ke-30 didapatkan 0,16. Sedangkan pada perlakuan RL, glukosa
dan sampel diperoleh data pada menit ke-10 yaitu 0,12 pada menit ke-20 sebanyak
0,08 dan pada menit ke-30 didpatkan hasil 0,25.
Berdasarkan tabel ANAVA, F hitung lebih kecil daripada F
tabel yang berarti data yang diperoleh nonsignifikan
atau tidak berbeda nyata. Hal ini berarti sampel daun paliasa tidak berpengaruh
pada penghambatan transport aktif glukosa.
Adanya perbedaan kadar glukosa pada larutan RL yang
mengandung glukosa saja dan yang mengandung glukosa ditambah infus daun paliasa
disebabkan karena transportasi aktif glukosa dihambat dengan adanya penambahan
infus daun paliasa ini juga dapat menghambat transpor untuk meningkatkan
sekresi pankreas untuk memproduksi insulin berfungsi sebagai penghambat
transpor aktif glukosa karena daun paliasa mengandung glikosida yang ada pada
proses hidrolisis dan dapat menghasilkan asam sianida yang menyebabkan
keracunan currier pada transpor aktif glukosa.
Penggunaan RL dalam praktikum ini karena konsentrasi cairan
RL sama dengan cairan dalam tubuh. Selain itu RL berfungsi sebagai carrier atau
pembawa, sedangkan glukosa tidak mudah melewatimembran, oleh karena itu harus
dibantu dengan carrier.
Adapun faktor – faktor lain yang juga ikut berpengaruh dalam mekanisme penghambatan
transport aktif glukosa, yaitu:
a. Suhu,
dalam hal ini disesuaikan dengan suhu tubuh. Manusia normal 36º - 37º C.
b.
Penggnaan Bunsen, yang bertujuan untuk
memanaskan RL dalam gelas kimia hingga encapai suhu 37º C.
c.
Penggunaan usus halus ileum. Berdasarkan pada
sifat membran, ileum mempunyai daya elastisitas dalam menyerap zat dari luar
maupun dari dalam.
d.
Lama penyerapan. Semakin lama glukosa yang
terdapat dalam darah maka semakin banyak penyerapan yang terjadi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :
1. Faktor
hitung dari glukosa adalah sebesar 0,5357 sedangkan faktor tabel untuk 0,05 =
7,71 dan 0,01 = 21,20. Hal ini berarti faktor hitung lebih kecil daripada
faktor tabel (nonsignifikan = tidak berbeda nyata)
2. Pemberian
infus daun paliasa tidak mempengaruhi transport aktif glukosapada usus hewan
uji marmut.
B. Saran
Kami sebagai praktikan mengharapkan
alat-alat yang digunakan dalam praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia dapat
dimaksimalkan fungsinya agar hasil yang diperoleh dalam percobaan bisa lebih
akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM.1979. Farmakope Indonesia Edisi III.Jakarta: Depkes RI.
Steenis,
Van. 1997. Flora. Jakarta: PT.Pradya
Paramita
Tim
Dosen.2011. “Anatomi dan Fisiologi Manusia”. Penuntun Raktikum UIT. Makassar.
Lampiran 1
SKEMA
KERJA
Marmut (Cavia porcellus)
Ditimbang
Dibius dengan eter
Dibedah
Diambil usus halus
5 – 10 cm, 2 potong
Dicuci dengan RL
Glukosa 5 % Glukosa
+ Sampel
Masukkan ke dalam
gelas kimia
Yang berisi RL ± 200
ml
Nyalakan Bunsen
hingga 37º C
Nyalakan aerator
Tepat 37º C, matikan
Bunsen
Aerator tetap menyala
Pada interval waktu
10’, 20’, 30’ matikan
aerator
Diambil 3 cc RL
Masukkan ke dalam
vial
Sprektrofotometer
PERHITUNGAN
STATISTIK DATA DENGAN MENGGUNAKAN
ANALISIS
SIDIK RAGAM (ANOVA)
Waktu
(menit)
|
Perlakuan
|
Jumlah
|
Rata-rata
(
x )
|
|
Glukosa
5 %
|
Glukosa
+ Infus Daun Paliasa 10 % b/v
|
|||
10
20
30
|
0,10
0,05
0,16
|
0,12
0,08
0,25
|
0,22
0,13
0,41
|
0,07
0,04
0,14
|
Total
(∑)
|
0,31
|
0,45
|
0,76
|
0,25
|
Rata-rata
(x)
|
0,10
|
0,15
|
0,25
|
0,08
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar