LABORATORIUM BIOFARMASEUTIKA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
LAPORAN LENGKAP
ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA
(ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN)
OLEH:
Dewi Ratnasari H
FAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS
INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan mempelajari sistem pencernaan, kita dapat memahami
keterkaitan yang terjadi pada sistem pencernaan makanan, sehingga dapat
mengetahui sistem pencernaan pada manusia. Selain itu kita juga diharapkan
dapat berusaha menjaga kesehatan pada organ pencernaan serta dapat mencegah
gangguan atau penyakit yang mungkin timbul pada organ itu.(http://radenbeletz.com/sistem-pencernaan-pada-manusia.html).
Sistem
pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai berikut: menerima makanan, memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu
proses yang disebut pencernaan), menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran
darah, membuang bagian makanan yang
tidak dapat dicerna dari tubuh.(http://radenbeletz.com/sistem-pencernaan-pada-manusia.html).
Saluran pencernaan terdiri dari mulut,
tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem
pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan,
yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.(http://radenbeletz.com/sistem-pencernaan-pada-manusia.html).
Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di
sepanjang saluran pencernaan (bahasa Inggris:
gastrointestinal tract) dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses
penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung.Selanjutnya adalah
proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian
proses pengeluaran sisa - sisa makanan. melalui anus. (http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pencernaan),
B.
Maksud, Tujuan dan Prinsip Percobaan
Maksud percobaan adalah untuk mengetahui fungsi dan bagian-bagian organ pencernaan pada
manusia.
Tujuan percobaan adalah untuk mengetahui organ-organ sistem pencernaan
pada hewan uji marmut (Cavia porcellus).
Prinsip percobaan adalah berdasarkan pembedahan terhadap hewan uji
marmut (Cavia porcellus) dimana
dilakukan pengamatan sistem saluran
cerna mulai dari mulut sampai ke anus..
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Teori Ringkas
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari
mulut sampai anus) adalahsistem
organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi
zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta
membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses
tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan
juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan
kandung empedu.
A. Mulut
Merupakan
suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut biasanya
terletak di kepala dan umumnya
merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap
yang berakhir di anus.
Mulut
merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi
oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di
permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin
dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih
rumit, terdiri dari berbagai macam bau.
B. Tenggorokan ( Faring)
Merupakan
penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa yunani
yaitu Pharynx.
Didalam
lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak
mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini
terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang
rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang
C. Kerongkongan
(Esofagus)
Kerongkongan adalah
tabung (tube) berotot
pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut
ke dalam lambung.
Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik.
Sering juga disebut esofagus(dari bahasa
Yunani: οiσω, oeso -
"membawa", dan Îφαγον,
phagus - "memakan").
D. Lambung
Merupakan
organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai.
Terdiri dari 3 bagian yaitu:
1. Kardia.
2. Fundus.
3. Antrum.
Makanan
masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
(sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter
menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
E. Usus halus (usus kecil)
Usus halus atau usus keciladalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung
dan usus besar.
Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke
hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi
usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna).
Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula
dan lemak.
Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ),
lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal
) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar )
Usus halus terdiri dari tiga bagian
yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong
(jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
1. Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus
yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong
(jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus,
dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.
2. Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum
(terkadang sering ditulis yeyunum)
adalah bagian kedua dari usus halus,
di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan
(ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter,
1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan
digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
3. Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileumadalah
bagian terakhir dari usus
halus. Pada sistem pencernaanmanusia, ) ini memiliki
panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan
oleh usus buntu. Ileum
memiliki pH antara 7 dan 8
(netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin
B12 dan garam-garam empedu.
F. Usus Besar (Kolon)
Usus besar atau kolon dalam
anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini
adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari :Kolon asendens (kanan), Kolon transversum,
Kolon desendens (kiri), Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum).
Banyaknya
bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan
zat-zat gizi.Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat
penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.
Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada
bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa
menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
G. Usus Buntu (sekum)
Usus buntu atau sekum (Bahasa
Latin: caecus, "buta") dalam istilah anatomi adalah suatu
kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta
bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ
ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora
memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora
eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan
oleh umbai cacing.
H. Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ
tambahan pada usus buntu. Infeksi pada
organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah
dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen
atau peritonitis (infeksi rongga abdomen).
Dalam anatomi manusia,
umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung
yang menyambung dengan caecum.
I. Rektum dan anus
Rektum (Bahasa Latin:
regere, "meluruskan,
mengatur") adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar
(setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai
tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena
tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika
kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan
untuk buang air besar (BAB).
Anusmerupakan lubang
di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian
anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur
oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi
(buang air besar - BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
Selain
berfungsi sebagai gudang makanan, kontraksi ritmik → mencampur makanan dengan
enzim, lambung juga memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Menerima makanan dan bekerja sebagai
penampung untuk jangka waktu pendek
2. Makanan dicairkan dan dicampur
dengan asam hidrokhlorida dan dengan cara ini disiapkan untuk dicernakan olel
usus
3. Protein diubah menjadi pepton
4. Susu dibekukan dan kasein
dikeluarkan
5. Pencernaan lemak dimulai di dalam
lambung
6. Faktor antianemia dibentuk
7. Khime, yaitu isi lambung yang cair
disalurkan masuk duodenum. (http://aadesanjaya.blogspot.com/2010/10/sistem-pencernaan.html)
B.
Uraian
Bahan
1.
Eter (FI Edisi III, hal. 65)
Nama Resmi : AETHER
Nama Lain : Eter
RM : C4H10C
manis dan membakar, sangat mudah menguap,
campuran uapannya dengan oksigen, udara atau dinitrogen oksigen, pada kadar
tertentu dapat meledak.
Kelarutan : Larut
dalam 10 bagian air, dapat bercampur dengan etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Khasiat : Anastesi umum
C.
Uraian
Hewan Uji
1. Klasifikasi
Marmut (Cavia porcellus)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Mamalia
Ordo : Rhodentia
Family : Caridae
Genus : Cavia
Spesies : Cavia porcellus
2. Morfologi
Marmut (Cavia porcellus)
Merupakan hewan golongan menyusui dam
mempunyai kelenjar susu, bersifat vivipar (melahirkan anak), bernapas dengan
paru-paru, mempunyai gigi seri sepasang yang khas berbentuk pahat besar dan
kuat serta dapat tumbuh besar.
BAB III
METODE KERJA
A.
Alat
dan Bahan
1. Alat
yang digunakan:
a. Alat
bedah
b. Gelas
kimia
c. Jarum
pentul
d. Kapas
e. Papan
bedah
f. Timbangan
2. Bahan
yang digunakan
a. Eter
b. Hewan
uji Marmut (Cavia porcellus)
B.
Cara
Kerja
1. Disiapkan
alat dan bahan
2. Ditimbang
hewan uji Marmut (Cavia porcellus)
3. Dibius
dengan cara dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi kapas yang telah
dibasahi dengan eter.
4. Setelah
marmut pingsan, kemudian diletakkan di atas papan bedah dengan posisi
terlentang dan dibedah dibagian perut, kemudian diamati organ pencernaannya
lalu digambar.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Gambar
Hasil Pengamatan
Keterangan
gambar:
1. Mulut
2. Faring
3. Esofagus
4. Lambung
5. Usus
Halus
6. Usus
Besar
7. Rektum
8. Anus
B.
Pembahasan
Percobaan ini
dilakukan dengan membangdingkan sistem pencernaan manusia dan pada hewan uji
marmut (Cavia porcellus), dimana
anatomi dan fisiologi sistem pencernaan pada manusia dan hewan umumnya terdiri dari mulut,
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rectum dan anus.
Sistem pencernaan
berurusan dengan pencernaan makanan dan
mempersiapkannya untuk diproses oleh tubuh. Agar sari makanan yang
terdapat dalam makanan yang berguna bagi tubuh, maka makanan itu harus dicerna
terlebih dahulu.
Alat pencernaan
adalah bagian-bagian tubuh yang mencerna dengan mengubahnya dari serbuk
kasar menjadi bentuk halus sehingga
makanan itu mudah duserap oleh usus.
Alat
pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Saluranpencernaan terdiri atas: mulut (oris), faring (tekak), esofagus
(kerongkongan), lambung, usus halus yang terdiri dari duodenum (usus dua delas
jari), jejunum dan ileum. Usus besar terdiri dari 4 kolon yaitu: kolon asendens
(menaik), transversum (mendatar), desendens (menurun), dan kolon pinggul
(sigmoid). Kelenjar pencernaan terdiri dari:
Submandibularis, Sublingualis, Parotis, kelenjar getah lambung, kelenjar
hati, kelenjar pancreas dan kelenjar getah usus.
Mulut
adalah permukaan saluran pencernaan yang terdiri dari 2 bagian yaitu bagian
luar yang sempit atau vestibula, yaitu ruang di antara gusi, gigi, bibir dan
pipi serta bagian rongga mulut terdiri dari geligi dan lidah. Fungsi lidah
yaitu mengaduk makanan, sebagai alat pengecap dam membantu menelan makanan.
Faring merupakan organ yang
menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan (esofagus). Di dalam faring
terdapat persimpangan antara jalan udara dan jalan makanan. Jalan udara masuk
ke bagian depan terus ke leher bagian nafas dan di depan dari ruas tulang
belakang. Gerakan menelan mencegah masuknya makanan ke jalan udara ditutup
sementara.
Esofagus merupakan
saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung, dengan panjang kurang lebih 25
cm.
Lambung
adalah bagian dari saluran pencernaan yang dapat mekar. Bentuk, ukuran dan
posisinya sangat tergantung pada bagian tubuh, sikap, derajat peregangan
lambung. Bila kosong, lambung menyerupai tabung berbentuk huruf J dan bila
terisi penuh seperti pir raksasa dan kapasitas normal lambung adalah 1-2 liter.
Fungsi lambung adalah menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan
oleh peristalitik lambung dan getah lambung dihasilkan oleh pepsin, asam garam
(HCl), rennin dan lapisan lambung.
Usus
halus adalah tabung yang berukurankira-kira 2,5 cm dalam keadaan hidup. Usus
halus terdiri atas 3 bagian, yaitu: usus dua bela jari (duodenum), jejunum dan
ileum (usus penyerapan). Usus halus berfungsi menerima sari-sari makanan yang
sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler-kapiler daerah dan saluran limfe,
menyerap makanan dalam bentuk asam amino dan karbohidrat diserap dalam bentuk
monosakarida.
Usus
besar terdiri dari 2 bagian, yaitu usus tebal (kolon) dan poros (rectum). Kolon
terdiri atas 4, yakni kolon asendens, desendens, transversum dan sigmoid. Usus
besar berfungsi menyerap air dari makanan, tempat tinggal bakteri E. Coli dan
tempat feses.
BAB VI
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Sistem
pencernaan terdiri atas: mulut (oris), faring (tekak), esofagus (kerongkongan),
lambung (gaster), usus halus, yang terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum,
usus besar yang teridiri dari 4 kolon, yakni: asendens, transversum, desendens
dan sigmoid, rectum dan anus.
2. Sistem
pencernaan pada manusia umumnya hamper sama dengan sistem pencernaan pada hewan
dimulai dari bentuk, fungsi dan juga letaknya. Yang membedakan hanya ukurannya
saja.
B. Saran
Kami praktikan masih membutuhkan
bimbingan yang lebih dari para asisten dalam pelaksaan praktikum maupun dalam
pembuatan laporan, kami juga mengharapkan ketepatan waktu dalam pelaksanaan
praktikum agar praktikum berlangsung sesuai dengan jadwal sehingga tidak
mengganggu jadwal perkuliahan.
DAFTAR PUSTAKA
Dirgen
POM 1979. “Farmakope Indonesia Edisi III” DEPKES RI : Jakarta
pencernaan.html